Setelah puas bermain air di pantai Mutun, kami pun segera
meluncur ke wilayah Sukadanaham. Menurut berbagai sumber, Sukadanaham adalah
wilayah yang banyak menjual buah durian, khususnya di musim panen Durian, yakni
Januari dan Februari. Dan untuk menendai bahwa kampong ini memang banyak
terdapat pohon durian dan penejualnya, di salah satu pertigaan jalannya
terdapat tugu durian. Kalau kita sudah sampai pada tugu ini, maka sepanjang
jalan, akan banyak dijumpai para penjual durian, baik yang menggunakan lapak,
maupun yang hanya menjual beberapa buah saja. Diantara mereka ada anak kecil
yang menjual 4 buah saja, 5 atau enam.
Benar saja, ketika melewati jalan ini, banyak sekali
penjual durian. Tapi memang durian di sini tidak murni dari Lampung, sebagain
berasal dari wilayah lain, seperti Jambi, Palembang, Medan dan lain-lain. Maka,
mampirlah kita di salah satu penjual durian yang kebetulan tidak jauh dari tugu
durian Sukadanaham. Durian pertama, rasanya oke, dan mantap. Tapi ada juga yang
rasanya hambar, dan karena hambar kita minta diganti dengan yang manis.. kebetulan kita barenag dengan babeh, yang cukup lihai memilih dan memilah durian yang enak, secara kita dulu juga punya pohon durian, jadi lumayan tau durian yang matang dan tidak..
Soal harga, tergantung bagaimana kita menawar. Harganya bervariasi,
mulai dari 20 ribu hingga 60 ribu. Dan soal rasa, kita bisa pilih. Jika makan
di tempat, maka kita bisa minta ganti jika yang kita makan tidak enak, alias
hambar. Tadinya mau membeli beberapa untuk dibawa pulang, tapi karena harus
cermat memilih dan makan waktu cukup lama, akhirnya kami hanya membeli beberapa
saja, dan sisanya untuk oleh-oleh kami beli makanan kering di daerah Bandar Lampung
tepatnya di Toko Aneka Sari Rasa, Lampung, sambal pulang menuju pelabuhan
Bakaheuni untuk lanjut terus ke Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar